Menu
navigation

Bunny Girl Diary Affiliates Tagboard Bloggie Clubs Gallery Credits

The Bunny Girl
webmistress

Guten Morgen!Guten Tag!Guten Abend!Ich bin Annisa K. Larasati. Meine Schüler in SHS 13 palembang , Indonesia.I'm a tsundere girl and my beloved friend called me "melon" -_-. Arrogant,friendly,shy its my character:D
Wanna be my friends?


Wishlist
being someone who can live in the heaven

My Prince
Lelouch Lamperouge chuu


Music
the melody

Carly Rae Jepsen

The Past
Recent Posts

Kuliaah!!!
-
teuing!
Sweet Seventeen :')
Kamus banci ?!
The unforgettable moment
Touya Hibiki
Pendidikan Indonesia dimata Dunia
Bahasa Indonesia dimata dunia
Ibadah buat wanita Haid


Archives

Oktober 2011
Desember 2011
Januari 2012
Maret 2012
April 2012
Juni 2012
Juli 2012
Agustus 2012
Oktober 2012
Januari 2013
Juli 2013
Agustus 2013


Bismillahirohmanirrohim
Hello and Welcome to my blog,please enjoy my articles and don't forget to join this blog! :D
Arigatou! :D
Willkommen in Annisa Kirarai's Blog
Touya Hibiki
Jumat, 10 Agustus 2012 @ 8/10/2012

Awalnya gue dikasih liat sama temen gue tentang foto-foto cosplayer yang keren,dan pas banget pandangan gue nancep difoto ini
dan gue langsung berdialog sama temen gue :
A : " INI SIAPA? " *shocked*
B : " lulu dongseeeh."
A : "maksud gue ini cosplayernya namanya siapa? " *mimisan*
B : " Touya Hibiki "
A : " aaaaa gue jatuh cinta pandangan pertama ini namanyaa!" *nyumpelin idung pake daun sirih*
B : "yakin lu? ga normal berarti lu nya"
A : "emang kenapa?cakep gitu!"
B : "dia cewek."
A : "........."
Oke berhubung gue masih kesemsem sama foto ini,gue ga terlalu ngedengerin temen gue yang bilang kalo dia itu cewek sampe gue sendiri liat info kalo si Hibiki itu cewek.hiksu -_-

dan berikut biodata yang bisa gue ambil dari web orang :
 十夜ひびき -Touya Hibiki
Nickname : 十夜ひびき

Birthday : May 07th

Hobbies : ねこの観察、水遊び

Favorite Events : 関東のどこか

Country : JAPAN

Location : ねこのひたい

Gender : 女性

Blood Type : B

Height : 162cm <Touya is a small girl~!>

Address : 神奈川県

Ternyata emang beneran cewek dia,tapi kenapa kayak ngga punya dada dia? -_-
coba kamu cowok,Hibiki..udah gue bawa ke KUA ini hiksu -_-

Ada lagi foto yang menurut gue paling keren kalo di lagi cosplay jadi Lelouch Lamperouge


Cakep kan? dan emang bikin gregetan kalo liat foto diaaaa Dx

0 Dropped Some Love


Pendidikan Indonesia dimata Dunia
Rabu, 08 Agustus 2012 @ 8/08/2012

 Karena yang menulis buku ini adalah salah seorang profesor yang berada di luar Indonesia dan dari apa yang ditulis olehnya bahwa kata Asia yang ada dalam buku beliau dapat disubtitusikan menjadi Indonesia, karena Jepang, Korea dan Cina tidak seperti itu pola dan cara hidup rakyat/masyarakat disana. Oiya penulisnya adalah Prof. Ng Aik Kwang, tulisan ini ditorehkan olehnya pada tahun 2001 dalam buku yang berjudul “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” atau jika di bahasa Indonesiakan menjadi : Mengapa bangsa Asia kalah kreatif dari bangsa Barat?

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi best seller (www.idearesort.com/trainers) mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:
1. Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir diterima sebagai sesuatu yang wajar.
3. Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.
4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
7. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah
8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan.
Di dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sbb:
1. Hargai proses. Hargailah orang karrna pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
6. Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAHU!
7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Jadi,kita sebagai anak bangsa,bagaimana menyikapinya? Semoga ini dapat merubah bangsa Indonesia yaa :D

0 Dropped Some Love


Bahasa Indonesia dimata dunia
@ 8/08/2012

BERBANGGALAH KITA SEBAGAI MASYARAKAT INDONESIA! :D

Sebelumnya kita ngga tau lho kalo Bahasa Indonesia itu ternyata terkenal didunia,malah ada yang ngejadiin Bahasa kita bahasa kedua :D
Cekidot yuk mari! :)
Akhir tahun 2010, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi ASEAN. Setahun sebelumnya, delegasi DPR RI juga telah mengutarakan usul serupa. Indonesia pun secara resmi telah mengusulkan amandemen statuta ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) agar bahasa Indonesia masuk dalam bahasa kerja AIPA, tentu saja selain Bahasa Inggris.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan ada 45 negara di dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah luar negeri, misalnya Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Vietnam. Di Australia, bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat di mana tercatat sekitar 500 sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Di Vietnam, sejak akhir 2007, Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City telah mengumumkan secara resmi bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua. Jadilah Vietnam sebagai anggota ASEAN pertama yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di negaranya. Bahasa Indonesia di Vietnam disejajarkan dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang, sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan.

Itulah secuil perjalanan bahasa Indonesia di mata dunia. Tetapi, bagaimana dengan kenyataan faktual di Indonesia sendiri? Pusat bahasa Kemendiknas RI melaporkan bahwa minat masyarakat Indonesia untuk belajar mahir berbahasa Indonesia kalah jauh dibandingkan keinginan masyarakat untuk mahir berbahasa asing. Bahasa Indonesia tidak terlalu diminati alias sedang mengalami proses pengabaian. Dengan kata lain, bahasa Indonesia tidak dianggap penting untuk dipelajari dan hanya dijadikan bahasa tutur yang dipelajari secara alamiah karena faktor lingkungan. Demikian pula dengan sikap positif masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia yang berada di peringkat ketiga, tertinggal dibanding bahasa asing dan bahasa daerah. Kenyataan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia belum dapat menjadi lambang supremasi bahasa di tanah air sendiri. Usulan para petinggi negeri ini untuk menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang “lebih besar” rasanya beraroma sebagai usulan yang bersifat pencitraan Indonesia di mata luar negeri.
Bahasa Indonesia akan menjadi komoditas politik luar negeri untuk mencari dan menguatkan posisi Indonesia di kancah internasional. Hal itu tidak salah, bahkan menunjukkan “keunggulan” bahasa Indonesia. Tetapi, tindakan tersebut perlu dibarengi dengan penguatan penguasaan bahasa Indonesia di dalam negeri. Dengan penguatan bahasa Indonesia di semua lini kehidupan akan menciptakan bahasa Indonesia yang prima. Selain itu, negara pun mesti mendorong secara aktif upaya alihbahasa karya-karya intelektual Indonesia ke dalam bahasa internasional agar masyarakat dunia mengenali kualifikasi para pengguna bahasa Indonesia dan tertarik untuk mempelajari. Kita harus mengakui bahwa saat ini bahasa Indonesia belum menduduki peringkat diidolakan sebagai bahasa utama dari dunia akademik sampai dunia hiburan.
Kesan yang masih lekat dengan berbahasa Indonesia di mata masyarakat kita adalah kesan yang “alamiah-tradisional”, karena kita mempelajari bahasa Indonesia secara natural. Sejumlah survei pendidikan menyebutkan bahwa nilai yang diraih para pelajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak selalu mendekati sempurna. Sedangkan nilai pada mata pelajaran bahasa Inggris lebih tinggi. Kita harus menyadari bahwa bahasa Indonesia di negeri ini belum memiliki pamor untuk dijadikan ikon pencitraan negara di internasional. Di kandang sendiri, bahasa Indonesia masih kalah menarik dibandingkan dengan bahasa Inggris, bahkan bahasa Arab. Mahir berbahasa Inggris atau berbahasa Arab bagi orang Indonesia lebih mendatangkan kebanggaan daripada mahir berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa Indonesia dianggap sesuatu yang lumrah, umum, dan tidak prestatif. Inilah problem penghargaan kita terhadap Bahasa Indonesia.
Tidak pantaskah bahasa Indonesia untuk diekspor? Secara nasionalis, harus dijawab bahwa bahasa Indonesia sangat layak dijadikan pendamping bahasa internasional. Tetapi jawaban tersebut harus disikapi secara realistis dengan disertai tindakan nyata dan bukan sikap nasionalisme semata, misalnya dengan mempromosikan kemahiran berbahasa Indonesia bagi orang Indonesia. Para sarjana lulusan perguruan tinggi harus memiliki kualifikasi mahir berbahasa Indonesia. Bukankah peraturan semacam itu sudah diterapkan untuk penguasaan bahasa Inggris? Tujuan dari kualifikasi mahir berbahasa Indonesia ialah untuk menciptakan kemahiran berbahasa Indonesia secara sistematis dan massal. Selama ini, kemahiran berbahasa Indonesia hanya diperoleh secara alamiah, kecuali bagi para pelajar yang mengarahkan minat studinya pada bidang bahasa Indonesia.
Dengan kemahiran berbahasa Indonesia, secara otomatis akan menciptakan filter terhadap ancaman reduksi Bahasa Indonesia menjadi bahasa prokem yang semakin memperlebar jurang pemisah antara bahasa Indonesia yang “formal” dan yang “tidak formal”. Rasa-rasanya, rakyat dan birokrat, pejabat dan pengusaha, pengajar dan pelajar, wajib memupuk kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang ditunjukkan dengan cara menguasainya secara baik dan benar.

0 Dropped Some Love